
Provinsi Sulawesi Tenggara masih menempatkan objek wisata bahari atau kemaritiman sebagai andalan untuk menarik minat wisatawan mancanegara maupun domestik. Terdapat sepuluh tempat wisata yang menjadi andalan untuk terus dikembangkan oleh pemerintah daerah setempat, karena daya tarik wisatanya yang sangat potensial itu. Hal ini tentu juga bisa menjadi pertimbangan Anda dalam mencari alternatif tujuan wisata Anda selanjutnya. Kesepuluh destinasi wisata Sulawesi Tenggara itu adalah sebagai berikut.
1. Pulau Labengki (Kabupaten Konawe Utara)
Kawasan Pulau Labengki memiliki banyak titik spot menyelam dan snokerling. Pemandangan karangnya yang cantik serta airnya yang jernih membuatnya menjadi salah satu tempat yang diburu wisatawan, seperti tampak pada foto di atas. Selain sebagian besar pantainya memiliki pasir putih, di kawasan Pulau Lebengki terdapat spesies kima terbesar kedua di dunia dengan besarnya mencapai 50 cm. Kima adalah sejenis kerang dengan ukuran raksasa.Di samping berkeliling pulau-pulau (islands hoping), menyelam ataupun snorkling di kawasan ini, pengunjung bisa juga beraktivitas memancing. Berbagai ikan bisa anda dapatkan dengan memancing disini seperti Barakuda, Kerapu, Tuna Sirip Kuning, Kakap Merah ataupun Ikan Layar.
Selanjutnya bisa membakar ikan hasil tangkapan. Ikan bakar bisa dinikmati di salah satu pulau, dengan dinaungi pohon kelapa dan terpaan angin laut.
Pulau Labengki secara administratif masuk ke dalam wilayah Kabupaten Konawe Utara, namun dapat dijangkau dari Kota Kendari, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tenggara. Anda bisa melalui jalan darat sekitar 1 jam menuju daerah Toli-Toli, Kabupaten Konawe. Dari Toli-Toli, dilanjutkan perjalanan dengan kapal kurang lebih 3 jam perjalanan untuk tiba di Pulau Labengki.
Baca Juga:
2. Pulau Bokori (Kota Kendari)
Pulau Bokori sebenarnya termasuk wilayah Kabupaten Konawe atau tepatnya berada di Kecamatan Soropia. Namun banyak yang mengenalnya sebagai salah satu pulau wisata Kota Kendari, karena letaknya yang tidak terlalu berjauhan.
Cukup sekitar 30 menit perjalanan dengan speed boat dari Pelabuhan Samudera Kendari ke pulau ini.
Pulau Bokori memang tidak terlalu luas, namun pasirnya putih dan sangat cantik. Di sana juga bersih, nyaris tidak ada sampah yang mengganggu pemandangan. Pantainya yang tenang membuat kita dan keluarga bisa bermain ombak dan pasir dengan aman. Dan jangan lupa untuk menunggu sunset di sana, pemandangan sang surya merayap tenggelam tampak begitu eksotik.
Pemerintah setempat sudah menjadikan Pulau Bokori sebagai salah satu pusat rekreasi sehingga di sana sudah dibangun resor, penginapan, amphiteater, area gazebo, sport zone, kantin, toilet hingga fasilitas penyeberangan yang aman. Di Pulau Bokori juga ada jembatan yang menghubungkan gazebo satu dengan yang lainya di antara rimbunya pohon mangrove yang juga ada di pulau Ini.
3. Desa Wisata Namu (Konawe Selatan)
Destinasi wisata ini sering disebut juga Desa Wisata Namu Bay. Ada tujuh pantai di tempat ini, yaitu pantai Oloa, Pantai Wiawia, Pantai Namu, Pantai Pasir Panjang, dan pantai Dusun Empat. Bukan hanya wisata alamnya saja yang menarik, tapi ada juga wisata budaya yang menarik seperti tradisi adat istiadat, kuliner yang unik, disebut Kabuto dan kerajinan lokal.
Di kawasan Desa Wisata Namu terdapat surga bawah laut berupa terumbu karang yang baik untuk diving atau snorkeling. Pantainya cocok untuk berenang dan memancing. Jika tidak membawa peralatan snorkeling, Anda bisa menyewa di Desa Wisata ini. Selain wisata laut, Anda juga dapat mengunjungi Air Terjun Pitu Ndengga, berjarak sekitar 1 km dari bukit perkampungan Desa Wisata Namu.
Air terjun ini memiliki ketinggian 10 meter dengan pemandangan bebatuan di sekitarnya. Selesai menikmati air terjun Pitu Ndengga ini, selanjutnya Anda bisa menjelajahi Hutan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa. Di sini Anda berkesempatan untuk melakukan hiking sambil mengamati berbagai jenis hewan dan tumbuhan manarik yang Anda temui di perjalanan.
4. Pantai Meleura (Kabupaten Muna)
Pantai ini terletak di Desa Lakarinta, Kecamatan Lohia, Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Dari Kota Raha, jaraknya hanya 18 km. Meleura menawarkan pemandangan laut yang menakjubkan dan air laut yang tenang. Dari kejauhan air laut berwarna biru kehijauan, jernih begitu indah.
Pantai Meleura memiliki pasir putih dan air yang jernih. Pantainya cukup dangkal, sehingga Anda bisa bermain dengan sepuasnya di dalamnya. Selain itu, ombaknya aman dan tenang. Di pantai ini juga ada sebuah dermaga kayu walaupun pendek, namun itu menjadi lokasi terbaik untuk menikmati pemandangan dan memancing.
Tak jauh dari Meleura, ada Gua Terapung atau Gua Meleura. Letaknya kira-kira 350 meter sebelum pantai nan mempesona itu. Untuk mengakses gua ini, pelancong harus berjalan kaki. Gua ini terdapat di sekitar batu karang di sisi Pantai Meleura. Berjalan kaki dari gua menuju pantai, Anda akan disuguhi hamparan laut jernih dan bukit kapur di sisi kanan.
5. Hutan Mangrove (Kabupaten Buton Utara)
Wisata hutan mangrove ini masih dalam tahap pengembangan. Dengan ekosistem mangrove seluas 15.000 hektar yang kondisinya masih relatif alami, hutan mangrove yang ada di Buton Utara ini diklaim sebagai hutan mangrove terbesar di Indonesia. Potensi itulah yang rencananya akan dikembangkan menjadi Wisata Mangrove Butur (Buton Utara).
Wisata hutan mangrove tersebut nantinya akan terdiri atas 5 zona, yang terdiri atas: zona untuk Trecking line, menara, gazebo, dan rumah makan, zona untuk penangkaran buaya dan anoa, zona wisata alam, zona penangkaran kepiting (karamba), serta zona permainan selancar dan berburu satwa liar.
Beberapa titik kawasan pengembangan pariwisata, juga dapat dikemas dalam wisata kuliner, dengan menyajikan berbagai menu masakan tradisional yang dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan pengunjung. Salah satu andalan kuliner yang akan tersajikan dalam kawasan mangrove itu dengan berbagai fasilitas di dalamnya adalah masakan kepiting.
6. Pulau Hoga (Kabupaten Wakatobi)
Pulau Hoga merupakan salah satu pulau indah yang termasuk ke dalam wilayah Kepulauan Wakatobi, Sulawesi Tenggara atau biasa disebut dengan Taman Nasional Kepulauan Wakatobi. Pulau Hoga terletak di sebelah timur Pulau Kaledupa. Pulau lain yang dekat adalah Pulau Wangi-wangi.
Akses untuk menuju Pulau Hoga bisa dari Kota Kendari atau Bau-Bau, kemudian menyeberang menuju Pulau Hoga. Pengunjung juga dapat menyewa speedboat dari dermaga di Wanci, Kabupaten Wakatobi dalam waktu tempuh sekitar 2 jam. Bisa juga naik pesawat dari Bandara Sultan Hassanudin, Makassar. Pesawat akan mengantar Anda ke Bandara Matahora yang terletak di Pulau Wangi-wangi. Dalam seminggu ada sekitar 4 penerbangan. Sementara untuk akomodasi tersedia homestay yang cukup nyaman.
Pulau ini memiliki pantai-pantai dengan pesona yang sangat memikat. Pasir putih yang lembut sedikit menjorok ke lautan yang ujungnya bertemu dengan permukaan yang dipenuhi oleh terumbu karang. Keindahan bawah lautnya luar biasa, dengan terumbu karang yang masih terjaga, banyak biota laut hidup di sekitarnya seperti ikan-ikan kecil.
Jika dilihat dari atas, seluruh isi dalam laut bisa terlihat jelas. Air laut yang begitu jernih di kawasan ini menyebabkan visibilitasnya sangat tinggi, sehingga sangat mendukung untuk kegiatan diving dan snorkeling.
7. Hutan Lambusango (Kabupaten Buton)
Kunjungan ke hutan ini merupakan jenis wisata minat khusus, karena kondisi hutan masih sangat asli. Hewan yang ada di sana juga banyak yang kategori hewan nocturnal, sehingga aktivitasnya lebih bisa dipantau saat malam hari. Tak heran kebanyakan yang datang ke sini adalah turis asing yang punya minat serius dengan kekayaan alam di hutan tropis.
Tapi bagi Anda yang punya minat tinggi dengan wisata hutan seperti ini, hutan ini banyak memiliki kekayaan hayati yang masih terjaga. Untuk mencapainya perlu menempuh perjalanan dua jam lebih naik mobil dari Kota Bau-bau. Di hutan lindung yang luasnya 65.000 ha itu terdapat keindahan alam menawan. Keindahannya tercipta dari perpaduan hamparan aneka flora dan fauna yang menjadi ciri khas satwa dan tumbuhan di Sulawesi Tenggara.
Flora yang terdapat di hutan tersebut mewakili berbagai jenis seperti kayu besi (Mitocideros petiolata), Kuma (Palaquium obovatum), Wola (Vitex copassus), Bayam (Intsia bijuga), Cendrana (Pterocarpus indicus), Bangkali (Anthocephallus macrophyllus), Kayu Angin (
8. Benteng Keraton Buton (Kota Bau Bau)
Benteng ini memiliki luas sekitar 23,375 hektar. Karena itu Benteng Keraton Buton mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) dan Guiness Book Record yang dikeluarkan bulan september 2006 sebagai benteng terluas di dunia.
Benteng yang dibangun pada abad ke-16 oleh Sultan Buton III bernama La Sangaji yang bergelar Sultan Kaimuddin (1591-1596) ini dahulu difungsikan sebagai tempat tinggal dan perlindungan raja serta kepala adat dari serangan bajak laut. Benteng ini juga berperan sebagai tempat pengawasan terhadap kapal-kapal yang melintas di pesisir. Benteng dengan tinggi 1-8 meter, ketebalan 50 cm hingga 2 meter dan panjang 2.740 meter ini dibangun menggunakan batu gunung yang direkatkan hanya menggunakan pasir, kapur dan putih telur. Sejarah benteng ini bisa dibaca di artikel Sejarah Benteng Keraton Buton, Benteng Terluas Di Dunia.
Dulunya benteng ini dijadikan tempat pertahanan, namun kini menjadi objek wisata yang menampilkan sejarah Kesultanan Buton dengan pemandangan Kota Bau-Bau yang menakjubkan. Di dalam kompleks benteng banyak terdapat obyek menarik seperti, menara pandang, meriam, jangkar raksasa, dan lain-lain.
Lokasi Benteng Keraton Buton atau nama lainnya Benteng Wolio ini tidak jauh dari pusat Kota Bau-Bau, Sulawesi Tenggara. Jaraknya sekitar 4,1 km dari pusat kota. Hanya perlu waktu kira-kira 7 menit untuk sampai ke lokasi ini. Kini bangunan bersejarah ini menjadi objek wisata kebanggaan masyarakat Bau-Bau, yang juga banyak dikunjungi oleh wisatawan dari berbagai daerah.
9. Desa Wisata Tangkeno (Kabupaten Bombana)
Desa Wisata Tangkeno terletak di Pulau Kabaena, Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara. Luas daratan pulau ini sekitar 873 km persegi. Untuk mencapai pulau dapat menggunakan kapal laut dari Jembatan Batu Kota Baubau dengan waktu tempuh sekitar 6 jam atau dengan kapal Ferry sekitar 5 jam.
Bisa juga naik kapal Jet dari Pelabuhan Murhum Kota Baubau langsung menuju pelabuhan Batuawu Kecamatan Kabaena Selatan dengan waktu 3 jam.
Desa wisata ini berada di kaki Gunung Sangai Wita, di sebelah utara Gunung Saba Mpolulu. Berlokasi di ketinggian 700 m di atas permukaan laut, udara di sini terasa sejuk dan sering diselimuti awan, maka desa wisata ini pun dijuluki “Negeri di atas awan”. Tempat ini menawarkan keindahan alam yang luar biasa. Di Tangkeno ini terdapat Air terjun dengan ketinggian 180 meter yang bisa Anda nikmati keindahannya.
Kegiatan lain yang dapat dilakukan di sini adalah kunjungan ke obyek-obyek wisata sekitar Batusangia dengan berjalan kaki, melihat rumah adat dan aktivitas masyarakat desa seperti pembuatan gula merah, menumbuk padi, musik bambu, Ore-ore, pembuatan lemang dan sebagainya.
Para wisatawan pun dapat berinteraksi secara langsung dengan masyarakat desa. Kita juga dapat belajar tentang peradaban masyarakat Moronene yang notabene merupakan suku tertua di Sulawesi Tenggara. Keindahan desa ini makin memukau saat pelaksanaan festival budaya, berbagai acara adat diselenggarakan, seperti Lulo Alu, Lumense, dan peragaan busana.
10. Permandian Tamborasi (Kabupaten Kolaka)
Tempat permandian ini adalah sebuah sungai. Uniknya, Sungai Tamborasi merupakan sungai yang berukuran sangat pendek, hanya mempunyai panjang 20 meter dan lebar 15 meter.
Dengan ukuran ini Sungai Tamborasi tercatat sebagai sungai terpendek ke dua di dunia setelah Sungai Reprua yang ada di negara Georgia dengan ukuran panjang 18 meter.
Sungai Tamborasi ini mempunyai keindahan yang sangat mempesona tidak seperti kebanyakan sungai yang sering ditemui. Terletak di area pantai membuat sungai ini begitu berbeda. Sekilas sungai ini terkesan seperti sebuah danau. Tetapi arus air yang mengalir membuktikan bahwa ini adalah sungai. Air sungai itu berasal dari sebuah mata air yang berada di antara bebatuan tebing yang tampak segar, berwarna hijau dan airnya sangat tenang sekilas mirip dengan air danau tetapi sejatinya air disini mengalir. Hulu di Sungai ini berhubungan langsung dengan laut Pantai Tamborasi. Walaupun jaraknya saling berdekatan, namun kedua kondisi air antara pantai dan sungai ini jauh berbeda.
Air yang ada di sungai terasa dingin dan segar, namun air pantai terasa akan hangat. Jadi apabila berkunjung ke Tamborasi ini pengunjung akan memiliki 2 buah pilihan untuk berenang ataupun Cuma berendam. Kondisi sungai yang berhinpitan langsung dengan dinding tebing dan pohon-pohon yang berakar sampai dasar sungai menjadikan sungai ini terasa sejuk walaupun berada di pinggir pantai.
Artikel Terkait:
Steve Watson pada tanggal 12/05/2023 menulis: