Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
goodreads

Ciung Wanara, Cerita Rakyat Jawa Barat

DaerahKita 26/12/2022

Dikisahkan pada suatu ketika Kerajaan Galuh diperintah oleh serang raja bernama Prabu Permana Di Kusumah. Ia adalah seorang raja sakti, memiliki ilmu tata Negara yang luhur, dan berbudi mulia. Sang raja yang dikenal sangat mencintai penduduk di negerinya.

Pada suatu hari Prabu Permana Di Kusumah memanggil penasihat kerajaan, Uwa Batara Lengser. Sang raja lalu mengutarakan kegelisahan dalam dirinya, suatu hal yang selalu mengganggu hari-harinya sehingga membuatnya memutuskan menjadi seorang pertapa, mengasingkan diri dari gemerlap duniawi. Uwa Batara Lengser pun terkejut mendengar keinginan sang raja, tapi hanya bisa pasrah terhadap keputusan tersebut.

Selanjutnya Prabu Permana Di Kusumah mempercayakan kerajaannya kepada Menteri Aria Kebonan yang kemudian dikenal dengan nama Prabu Barma Wijaya untuk memerintah kerajaan. Hari berganti hari, kerajaan semakin tidak terkendali di bawah pemimpin yang baru. Para pejabat senang mabuk-mabukan dan berjudi sabung ayam, ini diakibatkan oleh Prabu Barma Wijaya yang senang main sabung ayam, rakyat Galuh kehilangan pemimpin yang dulu bijaksana, mereka namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin ini sudah kehendak Sang Hyang Tunggal.

Alkisah di kerajaan itu ada dua istri raja yang bernama Dewi Pangrenyep dan Dewi Naganingrum. Keduanya adalah wanita yang cantik dan cerdas, namun memiliki perbedaan sifat. Dewi Pangreyep memiliki sifat pemarah dan mudah cemburu, serta angkuh sedangkan Dewi Naganingrum adalah seorang istri yang penyabar, rendah hati dan baik.

Ketika itu kedua istri raja itu hamil bersamaan. Dewi Pangrenyep melahirkan lebih dahulu anak laki-laki yang diberi nama Hariang Banga. Sementara Dewi Naganingrum masih mengandung janin yang diketahui berjenis kelamin laki-laki. Anak yang masih di dalam kandungan itu dianggap sebagai ancaman bagi kekuasaan Prabu Barma Wijaya serta penerus tahta kerajaan selanjutnya.

Prabu Barma Wijaya bersama Dewi Pangrenyep lalu menyusun strategi jahat untuk menyingkirkan bayi laki-laki yang dikandung Dewi Naganingrum. Tiba saatnya waktu kelahiran, bayi laki-laki tampan yang dilahirkan Dewi Naganingrum ditukarkan dengan seekor anak anjing. Sementara bayi laki-laki yang dikemudian hari menjelma sebagai Ciung Wanara itu dibuang ke Sungai Citanduy.

Tidak cukup sampai di situ, Prabu Barma Wijaya bersama Dewi Pangrenyep kemudian berusaha untuk menyingkirkan Dewi Naganingrum dari istana. Kemudian disuruhlah Uwa Batara Lengser untuk membunuh Dewi Naganingrum. Perintah itu dilaksanakan dengan membawa sang ratu ke hutan, namun eksekusi tidak dilakukan karena Uwa Batara Lengser mengetahui jika Dewi Naganingrum tidak bersalah dan telah menjadi korban fitnah.

Di sisi lain, bayi yang dilahirkan oleh Dewi Naganingrum dan dihanyutkan ke Sungai Citanduy dalam keranjang berhasil ditemukan oleh warga di sekitar bantaran Desa Geger Sunten dan kemudian dirawat hingga dewasa. Anak itu menjelma menjadi pemuda yang gagah dan kuat, pemuda itu diberi nama Ciung Wanara. Dia kemudian mengetahui orang tuanya bukan berasal dari desa tempatnya dirawat dan tumbuh dewasa.

Ciung wanara kemudian mencoba menelusuri asal-usul orang tuanya dengan mendatangi Kerajaan Galuh. Dia ditemani oleh seekor ayam jantan yang kuat karena telurnya telah dierami seekor naga yang disebut Nagawiru. Bukan tanpa alasan Ciung Wanara membawa ayam jantan karena sabung ayam menjadi salah satu hiburan yang digemari di Kerajaan Galuh. Raja Prabu Barma Wijaya termasuk menggemari hiburan sabung ayam dan memiliki ayam jago aduan yang hebat dan tak pernah kalah saat bertarung bernama Si Jeling. Dia selalu menyampaikan jika ada ayam dari rakyatnya atau siapa pun yang bisa mengalahkan ayam jago andalannya, akan diberikan apa saja yang diminta. Ciung Wanara yang mendengar kabar tersebut kemudian menerima tantangan sang raja untuk mengadu ayam jantan miliknya dengan Si Jeling. Syaratnya ketika ayamnya menang, maka ia meminta setengah dari Kerajaan Galuh sebagai hadiah untuknya.

Janji itu ternyata terwujud karena ayam sang raja dikalahkan ayam milik Ciung Wanara yang meski berukuran kecil namun jauh lebih kuat. Ciung Wanara kemudian menjadi raja di daerah yang diserahkan Prabu Barma Wijaya. Saat itu dia pun mendengar cerita Uwa Batara Lengser bahwa ia telah disingkirkan dari istana beserta ibunya oleh Prabu Barma Wijaya dan Dewi Pangrenyep.

Merasa sakit hati kemudian dia melancarkan balas dendam kepada keduanya dan berhasil mengurung Prabu Barma Wijaya dan Dewi Pangrenyep dalam penjara besi. Namun, putra dari Dewi Pangrenyep, Hariang Banga tidak terima atas penangkapan ibunya oleh Ciung Wanara yang sebenarnya adalah adiknya sendiri. Hariang Banga kemudian menyusun rencana penyerangan untuk membebaskan ibunya dengan mengumpulkan banyak tentara guna berperang melawan Ciung Wanara dan para pengikutnya sehingga pertarungan kakak adik antara Hariang Banga dan Ciung Wanara tidak terelakan.

Adu olah kanuragan dan kesaktian seimbang yang dimiliki keduanya membuat pertarungan tidak ada yang menang. Kemudian muncullah Raja Prabu Permana Di Kusumah yang tak lain ayah keduanya didampingi Ratu Dewi Naganingrum yang meminta agar pertarungan dihentikan. Raja mengatakan, pamali (tabu) antara adik dan kakak bertarung. Lalu keduanya berhenti dan Raja Prabu Permana Di Kusumah memutuskan Ciung Wanara memerintah di Galuh sedangkan di negara baru sebelah timur Sungai Brebes atau menjadi Sungai Pamali. Sejak itu, nama sungai tersebut dikenal sebagai Cipamali (Bahasa Sunda) atau Kali Pemali (Bahasa Jawa) yang berarti Sungai Pamali.

Hariang Banga lalu melangkah ke arah timur dan dikenal dengan nama Jaka Susurah. Ia mendirikan kerajaan Jawa bersama pengikutinya. Sementara itu Ciung Wanara memerintah kerajaan Galuh bersama rakyatnya yang disebut orang Sunda. Kedua kerajaan pun menjadi negeri-negeri yang gemah ripah loh jinawi, saling menghargai dan membantu dalam kesulitan.

Pesan Moral:

  • Jadilah pemimpin yang adil, bijaksana dan bertanggungjawab. Pemimpin harus peduli kepada rakyatnya. Sebab, kekuasaan tidaklah kekal.
  • Jauhi sikap iri hati dan angkuh terhadap sesama.
  • Selain itu tetaplah rukun antar sesama saudara, tidak boleh bermusuhan, justru harus saling bahu-membahu dalam kebaikan.

Tags cerita kisah rakyat legenda sastra edukasi budaya tradisi dongeng anak siswa literasi fiksi murid
Referensi:
  1. jabar.inews.id
  2. disdik.purwakartakab.go.id

Artikel Terkait:

  • RE Martadinata Tokoh Perintis Angkatan Laut Indonesia
  • Dewi Sartika, Berjuang Untuk Pendidikan Bagi Kaum Perempuan
  • Daftar 20 Kota Tertinggi di Jawa Barat
  • Cangkurileung, Burung Kutilang Ikon Fauna Kota Bandung
  • Lutung Kasarung, Cerita Rakyat Jawa Barat
  • Candi Cangkuang, Wisata Situs Purbakala Hindu di Garut Jawa Barat
  • Situ Bagendit, Cerita Rakyat Jawa Barat
  • Tol Jagorawi, Jalan Tol Pertama yang Dibangun di Indonesia
  • KH Abdul Halim, Tokoh Pejuang Kemerdekaan dari Majalengka
  • Karang Bolong dan Sarang Burung Walet, Cerita Rakyat Jawa Barat
  • Inilah Lorry Inspeksi Rel Kereta Api Bertenaga Listrik Buatan Anak Bangsa
  • Telaga Warna, Cerita Rakyat Jawa Barat
  • Sejarah Jembatan Cikubang, Jembatan Kereta Api Aktif Terpanjang Di Indonesia
  • FSRU Jawa Barat Pemasok Gas Alam Untuk Pembangkit Listrik PLTGU Jawa Bagian Barat
  • Terowongan Kereta Api Tertua di Jawa Barat Bernama Terowongan Lampegan
  • Pesawat CN235 Buatan Bandung Makin Irit Bahan Bakar Berkat Teknologi Winglet
  • Dago Dreampark Bandung, Wisata Alam Yang Seru Untuk Keluarga
  • 11 Destinasi Wisata Keluarga Di Kota Bandung
  • Kentalnya Nuansa Oriental di Masjid Lautze 2 Bandung
  • Sejarah Wisata Selabintana Sukabumi Sejak Jaman Hindia Belanda
  • Penangkaran Penyu di Ujung Genteng Sukabumi
  • 28 Atraksi Wisata Alam Eksotik di Sukabumi
  • 28 Pantai Wisata Di Sukabumi Yang Menarik Dikunjungi
  • Kereta Api Pangrango Melayani Relasi Bogor Sukabumi PP
  • Ngabuburit, Istilah Populer Di Bulan Ramadhan
  • Oto Iskandar di Nata, Si Jalak Harupat, Pahlawan Dari Bandung
  • Bola Sepak Majalengka Merambah Piala Dunia
  • Uniknya Tradisi Kampung Naga Di Tasikmalaya
  • Panas Bumi Sumber Energi Terbarukan dan Ramah Lingkungan di Jawa Barat
  • Daftar 27 Nama Kabupaten dan Kota di Jawa Barat
  • Nasi Tutug Oncom Nikmatnya Kuliner Khas Tasikmalaya
  • 20 Gunung Tertinggi di Jawa Barat
  • Bermain dan Belajar Angklung di Saung Angklung Udjo
  • Wayang Golek Sunda



  • Semua Komentar
      Belum ada komentar
    Tulis Komentar