
Apakah Anda termasuk orang yang gemar bermain layang-layang? Atau memiliki anak yang suka memainkannya? Ya, memang banyak orang yang gemar dengan permainan yang satu ini. Di Asia sendiri, layang-layang juga sering dikaitkan dengan upacara tradisi.
Banyak layang-layang dari Cina yang dibuat berbentuk naga yang berasal dari cerita rakyat. Di Malaysia, ada kepercayaan bahwa menerbangkan layang-layang di atas rumah pada malam hari dapat menjauhkan roh jahat. Di Korea, nama bayi yang baru lahir dituliskan pada layang-layang, lalu diterbangkan dan dibiarkan terlepas sendiri. Sementara di Jepang, menerbangkan layang-layang merupakan kegiatan sosial.
Indonesia sendiri banyak menyimpan cerita tentang tradisi layang-layang. Di Pulau Jawa, ada layang-layang yang digunakan untuk mengusir serangga dan burung liar di ladang sawah. Misalnya saja layang-layang tradisional Pepetengan yang berasal dari Jawa Barat. Layang-layang ini, oleh sebagian masyarakat Jawa Barat, difungsikan juga untuk menjaga sawah mereka.
Melalui bunyi dan motif hiasan di dalamnya, Pepetengan diterbangkan berhari-hari untuk menghalau burung yang mengganggu padi.
Baca Juga:
Di Pulau Dewata, cerita tentang layang-layang juga tak kalah menarik. Masyarakat Bali, masih kerap menggunakan layang-layang untuk melindungi singgasana para dewa. Dewa Layang-layang di Bali adalah Rare Angon. Dewa itu selalu diberi sesaji dan disembah sebelum layang-layang diterbangkan. Layang-layang yang telah disucikan itu merupakan benda sakral dan disyaratkan tidak boleh menyentuh tanah. Bila hal itu tidak diindahkan, konon akan terjadi kemalangan.
Cerita unik lain berasal dari daerah di Sumatera Barat, dimana sebagian masyarakat masih percaya pada layang-layang bertuah yang bisa memikat anak gadis. Layang-layang ini, bernama dangung-dangung.
Di Jawa Barat, Lampung, dan beberapa tempat di Indonesia ditemukan layang-layang yang dipakai sebagai alat bantu memancing. Layang-layang ini terbuat dari anyaman daun sejenis anggrek tertentu, dan dihubungkan dengan mata kail. Di Pangandaran dan beberapa tempat lain, layang-layang dipasangi jerat untuk menangkap kalong atau kelelawar. Sedangkan di Kalimantan Selatan, layang-layang Dandang dipercaya bisa menjadi berkah bagi masyarakat Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Di beberapa daerah lain, layang-layang dimainkan sebagai bagian dari ritual tertentu. Biasanya terkait dengan proses budidaya pertanian.
Begitulah sederet tradisi layang-layang di berbagai daerah di nusantara. Menarik sekali bukan? Nah, jika Anda ingin tahu lebih banyak tentang layang-layang, silakan datang ke Museum Layang-Layang yang berlokasi di Jalan H. Kamang No. 38, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Pendirinya adalah Endang W. Puspo, pakar kecantikan yang menekuni dunia layang-layang sejak tahun 1985, dengan membentuk Merindo Kites & Gallery.
Dengan tujuan untuk menambah wawasan masyarakat Indonesia, melalui berbagai informasi dan inspirasi edukatif serta sebagai sumber pengetahuan bagi penggemar layang-layang, beliau mendirikan Museum Layang-Layang pada tanggal 21 Maret 2003.
Ada tiga kegiatan yang bisa dilakukan di tempat ini. Awali kunjungan dengan menonton film yang menampilkan sejarah layang-layang, berbagai jenis layang-layang, dan bagaimana menerbangkannya. Terlihat jelas bagaimana sebuah layang-layang melakukan manuver yang mirip dengan manuver pesawat dan mengangkat manusia dengan bantuan alat beroda yang hampir mirip paralayang.
Seusai menonton film, pemandu mengajak pengunjung melihat koleksi layang-layang yang ada. Terdapat ratusan koleksi yang berasal dari seluruh pelosok nusantara serta mancanegara. Bentuk dan ukurannya sangat variatif. Ada yang berbentuk naga, kereta kuda, boneka, bahkan Harry Potter! Lebih unik lagi ternyata layang-layang tersebut tidak hanya dibuat dari kertas, tetapi ada juga yang dibuat dari pelepah pisang yang dikeringkan.
Sang pemilik, Endang W. Puspo juga menyumbangkan koleksi layang-layang yang sebagian besar merupakan hasil karyanya dan pertukaran atau pemberian dari sahabatnya sesama pencinta layang-layang di seluruh dunia.
Sekarang saatnya untuk berkarya dengan membuat sebuah layang-layang. Di museum ini Anda bisa membuat layang-layang sendiri. Semua bahan untuk membuat layang-layang dan krayon untuk mewarnainya sudah disediakan. Hasil kreasi tersebut bisa langsung diterbangkan di sana bersama teman-teman lainnya ataupun dibawa pulang.
Kapan lagi bisa menerbangkan layang-layang yang dibuat sendiri? Pengunjung juga bisa belajar melukis layang-layang, payung, T-shirt, dan wayang. Bahkan, pengunjung dapat pula belajar membatik serta membuat dan melukis keramik. Nah, berikan beragam pengalaman seru kepada putra-putri Anda di Museum Layang-Layang.
Artikel Terkait: