Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
usiamuda

Kue Batang Buruk dari Bintan, Kue Unik dengan Kisah Menarik

DaerahKita 08/12/2020

Kuliner yang satu ini merupakan hidangan kue kering di Tanjung Pinang, Pulau Bintan atau Kepulauan Riau pada umumnya. Namanya mungkin terdengar janggal, tapi cita rasanya yang lezat bisa membuat anda ketagihan. Kue ini dibuat dari tepung gandum dicampur dengan tepung beras dan tepung kelapa yang diuli buat menjadi adonan dan dibentuk membentuk silinder bulat berongga. Bagian tengahnya kemudian disi dengan serbuk kacang hijau yang di goreng serta gula halus serta susu. Ukuran kue ini relatif kecil, yakni sekitar 3-4 cm saja.

Sebutan Kue Batang Buruk bermula dari kisah cinta Wan Sendari, putri sulung Baginda Raja Tua yang memerintah di Kerajaan Bintan sekitar 450 tahun silam. Ceritanya, sang putri memendam cinta kepada seorang pemuda tampan lagi pemberani bernama Raja Andak bergelar Panglima Muda Bintan. Namun, cintanya bertepuk sebelah tangan. Lelaki idamannya itu lebih memilih Wan Inta, adik kandung Wan Sinari.

Mengusir galau di hati, Wan Sinari menyibukkan diri di dapur bersama dayang-dayang istana. Sang putri berhasil membuat sebuah penganan unik, jika digigit, kue itu akan hancur berderai. Usai membuat kue, Wan Sinari memohon kepada ayahandanya, Baginda Raja Tua agar penganan buatannya itu dapat dipersembahkan untuk para tetamu dan pembesar-pembesar kerajaan. Baginda Raja Tua tak menolak. Hingga pada suatu hari, para tamu dan pejabat kerajaan berkumpul di istana. Kue buatan Wan Sinari itu pun dihidangkan. Di antara para tamu yang datang terdapat pula Raja Andak, lelaki idaman Wan Sinari.

Para tamu kemudian mencicipi kue yang baru pertama kali mereka lihat itu. Namun beberapa saat saja setelah menggigitnya, mendadak mereka merasa malu. Pasalnya, sebagian kepingan kue jatuh berderai. Serpihan-serpihannya berserakan mengotori pakaian kebesaran yang mereka kenakan. Hanya Raja Andak Panglima Muda Bintan yang tak terkecoh. Tatkala Raja Andak memakan kue itu, tiada serpihan kue yang berjatuhan.

Kejadian itu sesuai dengan pepatah Melayu, “Biar pecah dimulut jangan pecah di tangan”. Pepatah ini menggambarkan bagaimana seseorang bangsawan mempunyai etika pada saat makan. Tak terkecuali ketika sedang mencicipi sebuah penganan. Apabila seseorang bangsawan terburu-buru dan ceroboh ketika makan atau mencicipi penganan, maka mencermikan betapa buruknya tingkah laku bangsawan tersebut. Inilah sebuah pesan bijak dari sebuah penganan kalangan bangsawan melayu yang bernama kue batang buruk.

Lalu seperti apa resep kue ini? Mari simak bahan-bahan dan cara membuatnya berikut ini.

a. Bahan-bahan Yang Dibutuhkan

  • 1 bungkus kulit popia dengan ukuran 5x5 cm. Kulit popia digunakan sebagai pengganti adonan tepung, agar lebih praktis.
  • 1 ons gula halus
  • 2 ons tepung kacang hijau, goreng
  • 1 ons susu bubuk full cream
  • Tepung terigu secukupnya
  • Air secukupnya
  • Minyak goreng secukupnya

b. Cara Membuat

  1. Pertama, siapkan bahan-bahan dan pelengkap yang dibutuhkan sesuai dengan takaran yang ada
  2. Berikutnya, campurkan air dan tepung terigu sampai rata. Larutan tersebut akan digunakan untuk merekatkan kulit popia
  3. Kemudian, potonglah kulit popia menjadi 8 bagian memanjang sampai selesai. Lalu gulunglah setelah itu rekatkan menggunakan larutan tepung tadi
  4. Diamkan beberapa saat sampai kulit popia set berbentuk bulat. Panaskan minyak goreng secukupnya
  5. Kalau sudah panas, goreng adonan kulit tadi sampai terendam. Goreng hingga berubah warna menjadi kekuningan
  6. Angkat lalu tiriskan dan sisihkan dulu supaya dingin. Sementara itu, campurkan gula halus, susu bubuk dan tepung kacang hijau
  7. Masukkan campuran tersebut ke dalam kulit popia lalu simpanlah kue batang buruk di toples untuk siap dinikmati

Kue batang buruk sering disajikan saat Hari Raya Idul Fitri. Selain itu, juga sering dihidangkan untuk menyambut tamu maupun dijadikan oleh-oleh untuk dibawa pulang. Jika berkunjung ke Kepulauan Riau, jangan lupa dapatkan oleh-oleh ini.

Tags kuliner makanan resep panganan hidangan sajian restoran tradisional kue
Referensi:
  1. kebudayaan.kemdikbud.go.id
  2. batam.tribunnews.com
  3. www.masakandapurku.com




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar