
Burung Kakatua termasuk burung yang populer di tengah masyarakat Indonesia. Burung ini memang memiliki daya tarik tersendiri, terutama karena kepintarannya menirukan suara manusia. Satwa ini juga bisa dilatih untuk tampil dalam pertunjukan satwa. Karena itu wajar saja Burung Kakatua menjadi inspirasi lagu yang banyak dinyayikan anak-anak.
Burung pintar ini juga dipilih menjadi lambang resmi Kabupaten Soppeng di Sulawesi Selatan. Dikisahkan dalam mitologi setempat tentang pembentukan pemerintahan teratur pertama. Burung kakatua digambarkan sebagai duta pembawa berita sehingga diketemukan Raja pertama dari Soppeng yang membawa daerah ini kepada keamanan, keadilan dan kemakmuran.
Karena paruhnya yang bengkok dan kuat sehingga sering disebut juga burung paruh bengkok. Bentuk kakinya juga mempunyai susunan jari kaki yang bersilangan. Susunan jari kakinya yaitu dua jari mengarah ke depan dan dua jari mengarah ke belakang. Dengan begitu burung kakatua dapat memegang, menggenggam dan memanjat. Lidahnya menyerupai kubus, bersifat lentur sehingga lidahnya dapat meraba-raba pakan yang sedang dimakannya. Pendek kata, Burung Kakatua memiliki rupa yang menggemaskan.
Sayangnya Burung Kakatua ini makin terancam populasinya. Perburuan Kakatua untuk diperjualbelikan membuat jumlahnya makin berkurang di alam liar. Agar masyarakat makin peduli pada pelestarian satwa ini, maka setiap tanggal 16 September diperingati sebagai Hari Kakatua Indonesia.
Negeri kita sangat berkepentingan terhadap perlindungan Burung Kakatua, karena Indonesia juga merupakan kawasan endemik berbagai spesies Burung Kakatua. Satwa unggas ini umumnya memiliki habitat asli di kawasan Wallacea dan Australasia, yaitu Sulawesi, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku hingga Papua. Jenis Kakatua apa saja yang ada di Indonesia, mari kita bahas satu persatu.
1. Kakatua Putih (Cacatua alba)
Kakatua Putih, Kakatua Jambul Putih atau White Cockatoo (kadang disebut juga Umbrella Cackatoo) merupakan burung endemik Maluku dan Maluku Utara yang bisa ditemui di Pulau Halmahera, Ternate, Tidore, Bacan, dan Obi. Sesuai dengan namanya, burung ini memiliki jambul berwarna putih yang seragam dengan bulu di seluruh tubuhnya, kecuali sedikit warna kuning di bagian bawah sayap dan ekor. Karena sama-sama berjambul putih, identifikasi burung ini sering tertukar dengan Kakatua Tanimbar (Cacatua goffiniana) yang ukurannya lebih kecil.
2. Kakatua Tanimbar (Cacatua goffiana)
Kakatua Tanimbar atau Tanimbar Corella merupakan burung kakatua berukuran kecil yang endemik di kepulauan Tanimbar, Maluku Utara. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, burung ini mirip dengan Kakatua Putih karena sama-sama memiliki jambul putih, namun berukuran lebih kecil dan memiliki warna merha muda di bagian mukanya. Kakatua tanimbar memiliki panjang sekitar 30 cm dan berat antara 250-300 gram.
Burung Kakatua Tanimbar berstatus mendekati terancam (Near Threatened), namun populasinya cenderung masih stabil meskipun terus berkurang akibat perburuan. Burung ini termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi di PP no 7 tahun 1990 dan dilarang untuk dipelihara dan diperjual-belikan.
3. Kakatua-kecil Jambul Kuning (Cacatua sulphurea)
Burung kakatua kecil jambul kuning atau Yellow-crested Cockatoo merupakan jenis kakatua yang paling dikenal dan paling sering diperjual-belikan. Burung ini hanya bisa ditemukan di Nusa Tenggara, Sulawesi, dan beberapa pulau kecil di sekitarnya. Bentuknya mirip sekali dengan kakatua koki yang berukuran lebih besar dan sama-sama memiliki jambul berwarna kuning. Perbedaan utama kedua burung ini adalah adanya warna kuning pucat di bagian pipi kakatua jambul kuning, ukurannya yang lebih kecil, serta warna jambulnya yang lebih cerah hampir oranye.
Sebagai salah satu burung favorit untuk hewan peliharaan, perburuan menjadi ancaman utama bagi kelestarian burung tersebut. Di antara tahun 1980 hingga 1992, diperkirakan sekitar 100.000 ekor burung kakatua-kecil jambul kuning yang diekspor dari Indonesia, mengakibatkan penurunan populasi yang sangat drastis dan terus berlangsung hingga sekarang. Saat ini hanya ada kurang dari 7000 ekor burung kakatua-kecil jambul kuning yang tersisa di alam, membuatnya berstatus kritis (Critically Endangered) menurut IUCN. Burung ini dilindungi oleh PP no 7 tahun 1999 dan konvensi CITES, sehingga aktivitas jual-beli, pemeliharaan dan perburuan dilarang oleh negara dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara bagi yang melanggarnya.
4. Kakatua Jambul Kuning Besar (Cacatua gallerita)
Kakatua Jambul Kuning Besar, Kakatua Koki, atau Sulphur-crested Cockatoo merupakan jenis kakatua yang berukuran besar. Burung kakatua ini bisa ditemui di Papua dan Australia, beserta beberapa pulau kecil di sekitarnya. Seperti yang disebutkan sebelumnya, burung kakatua koki sangat mirip dengan kakatua-kecil jambul kuning, namun berukuran lebih besar, warma jambul lebih pucat, dan jarang memiliki bercak kuning di pipinya.
Kakatua Koki tidak memiliki nasib seburuk Kakatua-kecil Jambul kuning, dan statusnya di IUCN pun berada di kategori resiko rendah (Low Risk). Populasinya pun cenderung lebih banyak dan lebih stabil dibandingkan kakatua-kecil jambul kuning. Namun, perdagangan dan perburuan burung ini terus terjadi di Indonesia, sehingga burung ini pun termasuk dalam daftar satwa dilindungi oleh PP no. 7 tahun 1999.
5. Kakatua Rawa (Cacatua sanguinea)
Kakatua Rawa atau Little Corella memang cukup jarang dikenal di Indonesia. Spesies ini dapat ditemui di Papua dan Australia, dan memiliki rupa yang mirip dengan kakatua tanimbar. Burung ini memiliki panjang antara 35-40 cm, sedikit lebih besar dari kakatua tanimbar. Seluruh tubuhnya juga berwarna putih dengan sedikit polesan merah jambu di bagian mukanya.
Burung kakatua rawa tidak terancam punah dan berstatus resiko rendah (Least Concern). Populasinya yang masih terbilang aman membuat burung ini tidak termasuk dalam daftar satwa burung dilindungi, namun perburuan yang terus berlanjut bisa saja membuatnya punah di masa depan.
6. Kakatua Raja (Probosciger atterimus)
Kakatua Raja atau Palm Cockatoo merupakan burung kakatua terbesar di dunia, dengan panjang mencapai 60 cm dan berat 1,2 kilogram. Berbeda dengan 6 spesies kakatua yang telah dibahas sebelumnya, burung ini memiliki bulu berwarna hitam pekat di seluruh tubuhnya, kecuali pipinya yang merah menyala. Jambulnya panjang dan bercokol diatas paruhnya yang besar, membuatnya tampak spektakuler. Burung ini dapat ditemui di Papua dan sebagian kecil Australia bagian utara.
7. Kakatua Maluku (Cacatua moluccensis)
Burung Kakatua Maluku, Kakatua Seram atau Salmon-crested Cockatoo juga merupakan kakatua berukuran besar yang bisa mencapai panjang 52 cm dan berat 850 gram. Burung kakatua ini merupakan spesies endemik di Maluku Selatan dan tidak bisa dijumpai di tempat lain di dunia, mendiami hutan dataran rendah di bawah ketinggian 1000 mdpl. Ciri dari burung kakatua maluku adalah jambulnya yang berwarna merah muda, bulu yang agak kemerahan, dan sedikit warna kuning di bagian bawah sayap dan ekor.
Kakatua Maluku berstatus rentan atau Vulnerable menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN). Burung ini memiliki distribusi yang terbatas dan populasinya terus menurun akibat perburuan untuk dijadikan hewan peliharaan. Hal ini membuat burung Kakatua Maluku termasuk dalam daftar satwa yang dilindungi oleh PP no 7 tahun 1999 dan dilarang untuk dimiliki, dijual, atau diburu dalam bentuk hidup dan mati.
Artikel Terkait: