Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
burungperkicau

Burung Kepodang, Maskot Satwa Provinsi Jawa Tengah

DaerahKita 16/10/2019

Masyarakat suku Jawa dikenal gemar memelihara burung. Salah satu burung yang sangat populer di kalangan masyarakat Jawa sebagai burung peliharaan adalah burung kepodang. Burung yang elok warnanya ini begitu disukai terlebih lagi burung kepodang juga pandai berkicau. Dalam budaya Jawa, burung Kepodang Emas merupakan perlambang keselarasan, kekompakan dan budi pekerti yang indah. Tak heran jika burung kepodang ditetapkan sebagai maskot fauna Provinsi Jawa Tengah.

Burung kepodang sebenarnya berasal dari daratan China yang penyebarannya hingga India dan Asia Tenggara. Karena itu nama ilmiah burung ini adalah Oriolus chinensis. Kepodang adalah salah satu jenis burung pengicau (passeriformes) berukuran sedang (±26 cm). Kicauan atau siulan burung ini sangat keras dan nyaring. Siulannya terdengar khas dan menyerupai suara alunan suling bambu yang amat memanjakan telinga terutama bagi komunitas pecinta burung.

Di samping kelebihan pada suaranya, tampilan pada bulu burung kepodang sangatlah menarik dan elok untuk dipandang. Bulu pada tubuhnya berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk. Pada sayapnya juga hampir didominasi oleh warna hitam dengan kaki yang berwarna hitam. Bagian bawah tubuhnya berwarna keputih-putihan dengan burik hitam dan iris mata berwarna merah. Bentuk paruhnya meruncing dan sedikit melengkung ke bawah. Ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm.

cherewed
Sepasang burung kepodang merawat anak-anaknya

Burung yang namanya dalam bahasa Inggris disebut The Black-naped Oriole ini terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang. Burung kepodang umumnya hidup berpasangan dan merawat anak-anak mereka bersama.

Di pulau Jawa dan Bali burung kepodang sering disebut dengan kepodang emas. Burung Kepodang memiliki karakteristik merubah warnanya dari anakan yang berwarna cenderung lebih gelap—disebut juga Kepodang Batu—menjadi kuning terang keemasan. Setelah mengalami pendewasaan, bulu-bulu gelapnya akan rontok dan berganti dengan warna kuning yang semakin jelas dan terang. Pada fase ini, Kepodang Batu biasa disebut dengan burung Kepodang Kapur karena memiliki warna yang mirip dengan warna kapur.

Selanjutnya warna kuning dari Burung Kepodang akan semakin tampak terang serupa warna keemasan sehingga kemudian disebut Kepodang Emas. Warna keemasan ini biasanya baru muncul pada usia 1,5 tahun. Berdasarkan informasi yang didapat dari beberapa sumber, bahwa sulit untuk membedakan bentuk fisik antara kepodang jantan dan betina. Meski demikian, perbedaan yang mendasar terdapat pada warna bulu. Dikutip dari laman biodiversitywarriors.org, pada burung jantan berwarna kuning terang, sedangkan pada burung betina lebih buram dengan punggungnya yang berwarna kuning zaitun.

Makanan utama burung kepodang adalah buah-buahan seperti pisang dan pepaya. Mereka juga memakan biji-bijian dan serangga-serangga kecil, seperti ulat maupun kepompong. Penyebaran burung kepodang di Indonesia meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Habitat alami burung ini adalah daerah dataran tinggi dan dataran rendah, serta hutan-hutan tropis. Kadang kala mereka juga ditemukan di daerah dekat pantai dan hutan mangrove.

Tags burung kicau mania fauna satwa hewan alam lingkungan
Referensi:
  1. www.greeners.co
  2. www.jalaksuren.net
  3. id.wikipedia.org

Artikel Terkait:




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar