Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
indonesia.go.id

Pesawat CN235 Buatan Bandung Makin Irit Bahan Bakar Berkat Teknologi Winglet

DaerahKita 01/07/2019

Indonesia telah lama memiliki industri pesawat terbang. Perusahaan pembuat pesawat Indonesia bernama PT Dirgantara Indonesia (Persero) disingkat PTDI, atau dulu namanya Industri Pesawat Terbang Nasional (IPTN) dan berlokasi di Kota Bandung, Jawa Barat. Dari beberapa jenis pesawat yang diproduksi oleh PTDI, CN235 merupakan pesawat yang bisa dibilang paling terkenal. Pesawat propeler atau baling-baling bermesin dua ini dihasilkan dari kerjasama pengembangan antara IPTN dengan CASA, sebuah perusahaan penerbangan Spanyol yang kini telah diakuisisi perusahaan mutinasional Eropa, yaitu Airbus. Dari penomoran pesawat, C bermakna CASA dan N untuk Nusantara (IPTN).

Tidak hanya digunakan oleh institusi di dalam negeri, pesawat kelas menengah yang diproduksi sejak tahun 1983 ini diminati banyak negara di Asia dan Afrika. PTDI telah mengekspor pesawat CN235 berbagai varian ke Venezuela, Senegal, Burkina Faso, Uni Emirat Arab, Pakistan, Turki, Malaysia, Korea Selatan, Thailand dan Brunei Darussalam.

Pesawat CN-235 menjadi pilihan negara-negara tersebut karena keunggulan yang dimilikinya, seperti

  1. Pesawat mampu untuk melakukan lepas landas dengan jarak yang pendek dan darurat, bahkan meski kondisi landasan belum beraspal.
  2. Memiliki gerbang belakang sehingga mampu memasukkan kendaraan ke dalamnya.
  3. Roda pendaratan dan lepas landas dapat dilipat atau retractable landing gear, yang pada umumnya jarang ditemukan di pesawat propeler.
  4. Selain itu juga CN235 juga dapat memiliki sistem high wing configuration yang memiliki keunggulan dari segi kestabilan, visibilitas saat lepas landas ataupun mendarat dan juga lebih efisien dalam pengaturan bahan bakar sebab pada pesawat high wing tidak memerlukan pompa.
  5. Memiliki harga yang kompetitif dengan biaya perawatan yang murah.

instagram
Pesawat CN 235-220 MPA NG milik TNI-AL sayapnya dilengkapi winglet dan radar dome terletak di bawah perut pesawat

CN235-220 MPA Pesanan TNI-AL Mulai Gunakan Winglet

PTDI tidak terus berpuas diri, sebaliknya tetap berinovasi mengembangkan teknologi mereka menyesuaikan kebutuhan customer dan perkembangan jaman. Ini terlihat saat PTDI mendapat pesanan pesawat CN235 dari TNI-AL. Pesawat itu akan difungsikan sebagai pesawat intai maritim yang dilengkapi peralatan canggih berupa radar dan forward looking infra-red (FLIR). Pesawat pesanan ini merupakan varian C235-220 MPA yaitu tipe Maritime Patrol Aircraft.

Tidak seperti biasanya, yaitu radar ditempatkan di hidung pesawat (nose dome radar), untuk pesanan TNI-AL ini, radar canggih Ocean Master 400 diletakkan di bawah perut pesawat (belly dome radar) berdekatan denga posisi FLIR SAFIRE III. Adopsi di radar di bawah perut pesawat ini punya keunggulan tersediri, sebab posisi ini memungkinkan radar untuk memonitor sasaran di belakang pesawat. Sebaliknya pada radar yang terpasang di bagian hidung atau moncong pesawat, membuat radar hanya efektif melihat sasaran ke depan, kiri dan kanan pesawat.

Konsekuensi dari penempatan radar dan FLIR dibawah perut pesawat jelas ada, hal tersebut dapat menimbulkan drag (gaya hambat) pada pesawat menjadi meningkat. Untuk itulah kemudian PT. DI melakukan terobosan dengan menambahkan ”winglet” pada ujung sayap utama. Adopsi winglet terbukti efektif, sebab gaya hambat berkurang yang otomatis mengurangi konsumsi bahan bakar.

Dengan adanya winglet membantu performa pesawat, sehingga dapat menyamai kinerjanya sebelum ditambahkan radar dan FLIR. Winglet memiliki keunggulan dan potensi seperti untuk meningkatkan kinerja dalam fase lepas landas, climb and cruise phases of flight pada penerbangan dengan meningkatkan rasio angkat-tarik pesawat dan mengatasi wing tip vortices, meredam putaran udara (vortex), mengatasi sayap pesawat yang kepanjangan, menghemat bahan bakar pesawat bisa diirit hingga 7%, dan meningkatkan jarak jelajah. Ini sangat cocok untuk Pesawat Militer CN-235 MPA TNI AL dan Sipil CN-235 NG, yang pengoperasiannya sangat membutuhkan jenis pesawat hemat bahan bakar yang bisa diirit hingga 5% - 7%. Suatu jumlah yang cukup besar untuk pesawat yang melakukan perjalanan long distance (jarak jauh).

theatlasgroup
Winglet di ujung pesawat membuat vortex yang menghambat pesawat menjadi lebih kecil

CN235-220 MPA TNI AL menjadi varian pertama di seluruh keluarga CN235 yang dirancang dengan winglet, oleh sebab itu pesawat baru keluaran PTDI ini diberi label CN235-220M-NG MPA, di mana NG bermakna Next Generation. Adopsi winglet menjadikan ada lompatan teknologi dalam desain CN-235, sebab masih jarang pesawat turbo propeller yang menyematkan winglet.

Prinsip Dasar Fungsi Winglet

Yang dimaksud dengan Winglet itu sendiri adalah bagian sirip kecil yang bentuknya melengkung ke atas (vertikal) di kedua ujung sayap pesawat terbang yang berfungsi untuk menaikkan performance (kinerja) pesawat terbang. Ketika pesawat sedang terbang, udara yang bergerak pada permukaan atas sayap akan membentuk pusaran (vortices) di ujung sayap. Vortices atau vorteks ini akan menambah gaya hambat (drag) pesawat terbang.

Bentuk winglet dengan radius yang lebar dan perubahan permukaan yang halus dalam arah terbang akan membuat pusaran yang terjadi menjadi lebih kecil. Hasilnya adalah terjadinya pengurangan gaya hambat yang diterjemahkan langsung menjadi konsumsi bahan bakar yang lebih efisien (berkisar antara 5% – 7%) dan aerodynamics performance yang lebih baik dengan adanya penambahan gaya angkat.

Efisiensi bahan bakar yang lebih baik ini pada gilirannya akan menambah jarak jelajah pesawat terbang dengan jumlah bahan bakar yang sama.

indomiliter
Kini TNI-AU juga telah memiliki pesawat CN 235 yang dilengkapi winglet, perhatikan juga kubah radar di bagian perut pesawat

Pemasangan winglet pada pesawat terbang akan menambah berat yang berarti akan menambah konsumsi bahan bakar, oleh karenanya dirancang sedemikian rupa sehingga secara aerodinamis akan mampu memberikan efisiensi penggunaan bahan bakar melebihi bahan bakar yang diperlukan untuk mengompensasi penambahan berat.

Pengujian penggunaan winglet ini, sebenarnya pernah dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia (PTDI) pada pengujung tahun 1990-an ketika masih bernama IPTN yang menguji coba CN-235-330 versi militer. Pada tahap awal saat itu memang belum sampai pada bentuk winglet yang dipasang menyudut ke atas di kedua ujung sayap pesawat terbang, tetapi masih berupa tambahan panel pada ujung sayap yang disebut wing tip extension. Baru pada tahun 2014, teknologi winglet ini berhasil diaplikasikan pada CN235-220M-NG MPA. Ini merupakan kemajuan CN235 dari segi teknologi, dan dari segi estetika pun, winglet di ujung sayap akan membuat pesawat nampak lebih cantik dibandingkan pesawat terbang dengan sayap lurus. Demikianlah ternyata kota Bandung bisa menghasilkan pesawat terbang canggih dan modern di kelasnya. Maju terus industri dirgantara Indonesia!

Tags pesawat teknologi saintek transportasi industri
Referensi:
  1. klipingut.wordpress.com
  2. www.goodnewsfromindonesia.id/li>
  3. indo-defense.blogspot.com
  4. www.indomiliter.com
  5. jabar.tribunnews.com

Artikel Terkait:




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar