Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
indonesiatera

Robert Wolter Monginsidi, Pejuang Muda Rela Berkorban Untuk Bangsa

DaerahKita 31/08/2023

Tokoh pahlawan ini adalah seorang pemuda yang berkomitmen kuat melawan penjajah Belanda di nusantara. Namanya Robert Wolter Monginsidi. Ia lahir pada 14 Februari 1925 di Manado, Sulawesi Utara. Ayahnya bernama Petrus Monginsidi dan ibunya bernama Lina Suwana. Pada 1931, Robert memulai pendidikannya di Hollandsch Inlandsche School (HIS).

Setelah menamatkan pendidikan dasarnya, Robert melanjutkan sekolah ke Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO), sekolah menengah pertama pada jaman kolonial Hindia Belanda, di Frater Don Bosco, Manado. Setelah tamat, Robert melanjutkan pendidikan guru bahasa Jepang pada sebuah sekolah di Tomohon, Sulawesi Utara. Kemudian Robert Wolter Monginsidi bekerja sebagai guru bahasa Jepang di Liwutung, Minahasa (Sulawesi Utara) dan Luwuk (Sulawesi Tengah), kemudian di Makassar (Sulawesi Selatan).

Pada masa revolusi kemerdekaan, Monginsidi berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Saat itu Belanda ingin berkuasa kembali di Indonesia dengan mengirimkan tentara, salah satunya ke Makassar. Pada 27 Oktober 1945, para pemuda Makassar melakukan serangan umum untuk merebut tempat-tempat strategis yang telah dikuasai Belanda. Mereka menyerbu Hotel Empress dan menangkap para perwira Belanda dengan membuat barikade di jalan. Pada saat itu, Belanda dengan bantuan Australia melakukan serangan balik. Akibatnya, banyak para pemuda pejuang yang gugur dan tertangkap, termasuk Monginsidi. Berkat kepandaiannya, akhirnya Monginsidi dapat melarikan diri.

Robert Wolter Monginsidi dan para pejuang lainnya meneruskan perjuangan melawan penjajah secara bergerilya, Monginsidi bekerja sama dengan Ronggong Daeng Romo di Polongbangkeng. Karena kemampuannya dalam berbahasa Belanda dan wajah yang mirip Indo-Belanda. Monginsidi sering melakukan penyamaran sebagai tentara Belanda. Bahkan, beliau juga sering memasang plakat berisi ancaman yang sering ditakuti pasukan Belanda.

Pada 17 Juni 1946, Monginsidi bersama Ronggong Daeng Romo mendirikan Laskar Pemberontakan Rakyat Indonesia (LAPRIS). Pada 3 November 1946, Monginsidi terlibat pertempuran di dekat Kota Baromabang. Monginsidi mengalami luka parah dalam pertempuran itu. Setelah keadaannya membaik, pada 21 januari 1947 Monginsidi melakukan pertempuran lagi. Monginsidi dapat meloloskan diri dari kepungan tentara Belanda. Akhirnya Belanda mengadakan sayembara untuk menangkap Robert Wolter Monginsidi, hidup ataupun mati. Namun, Belanda tetap gagal menangkap Wolter Monginsidi walaupun sudah melakukan sayembara.

Akan tetapi, pada 28 Februari 1948, Monginsidi tertangkap dan pada tanggal 18 Oktober 1948, Monginsidi berhasil melarikan diri dari penjara Belanda. Namun, tentara Belanda berhasil menangkapnya kembali pada 28 Oktober 1948. Pada 26 Maret 1949, Robert Wolter Monginsidi diadili dan dijatuhi hukuman mati.



Pada 5 September 1949, beliau menjalani hukuman tembak. Lima menit sebelum ditembak, Robert Wolter Monginsidi berteriak, "Merdeka atau Mati". Pada 10 November 1950, jasadnya dipindah ke Taman Makam Pahlawan Painakang, Makassar. Pada 6 November 1973, berdasarkan Keppres No.88/TK/1973, pemerintah menobatkan Robert Wolter Monginsidi sebagai pahlawan. Untuk memperingati perjuangan dan pengorbanannya, nama Robert Wolter Monginsidi dijadikan nama jalan di Jakarta serta kota-kota lain di Indonesia.

Tags pahlawan sejarah nasional edukasi tokoh pendidikan sekolah pejuang biografi Hindia Belanda
Referensi:
  1. Buku Pahlawan-pahlawan Indonesia Sepanjang Masa, oleh Didi Junaedi, Indonesia Tera, 2014




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar