Halaman utama daerahkita.com
Halaman utama daerahkita.com
Sumantri Hatmoko

Reaktor Kartini, Reaktor Nuklir Penelitian BATAN di DI Yogyakarta

DaerahKita 20/05/2019

Teknologi nuklir bukan merupakan hal baru untuk Indonesia. Tahukah Anda negara kita telah memiliki reaktor nuklir sejak era 60-an? Reaktor pertama mulai beroperasi pada tahun 1965 adalah Reaktor TRIGA 2000 di Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) Bandung. Tidak hanya satu, hingga kini terdapat tiga buah reaktor nuklir di Indonesia.

Selain reaktor di Bandung, Jawa Barat, ada Reaktor Kartini di Yogyakarta dan Reaktor G.A. Siwabessy di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) Serpong, Provinsi Banten. Ketiga reaktor tersebut dioperasikan oleh Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN).

Di antara tiga reaktor yang ada, Reaktor Nuklir Kartini merupakan yang terkecil. Reaktor riset jenis TRIGA (Training Research Isotop Production/Irradiation General Atomics) Mark II ini memiliki disain sebagai reaktor tipe kolam 250 kW dengan daya operasi 100 kW. Namun demikian perannya sangat penting, karena reaktor Kartini khusus digunakan sebagai reaktor penelitian, irradiasi, pendidikan dan latihan, serta pengaplikasian tenaga nuklir tingkat dasar.

Artinya, reaktor Kartini ditujukan untuk mengaplikasikan nuklir di bidang kesehatan, lingkungan, industri pada tahap dasar yaitu berupa penelitian saja, bukan skala produksi. Produksi massal dilakukan oleh reaktor yang ada di Serpong. Reaktor TRIGA Mark II merupakan buatan perusahaan General Atomics yang berasal dari Amerika Serikat.

Setelah dimulai pembangunannya pada akhir tahun 1974, pada tanggal 25 Januari 1979 pukul 17.40 reaktor nuklir kedua Indonesia ini yaitu reaktor Kartini Yogyakarta berhasil mencapai kekritisan. Kekritisan bukan berarti gawat darurat, melainkan kondisi dimana reaksi inti berantai terjadi secara terus-menerus. Lalu pada 1 Maret 1979 Presiden Suharto meresmikan pengoperasian reaktor ini dan memberikan nama Reaktor Kartini, untuk mengenang jasa pahlawan wanita R.A. Kartini. Selain itu, Kartini juga bisa bermakna karya teknologi Indonesia.

Reaktor Kartini berada di kawasan Pusat Sains dan Teknologi Akselerator (PSTA) BATAN yang berlokasi di Jalan Babarsari, Kelurahan Catur Tunggal, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan di kawasan ini, sejak 2001 hadir Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir, sebagai kelanjutan Akademi Teknologi Nuklir, yang berada dibawah pengelolaan BATAN.

Salah satu hasil riset di bidang kesehatan yang pernah dihasilkan oleh PSTA BATAN DI Yogyakarta adalah alat remograf, yaitu merupakan alat pendeteksi kerusakan ginjal.

Alat tersebut kini telah dikembangkan lebih modern dan digunakan oleh beberapa rumah sakit di Indonesia. Ada pun prototipe awal dari alat tersebut hingga kini masih bisa dilihat di PSTA BATAN DI Yogyakarta.

Di bidang lingkungan, PSTA BATAN Yogyakarta juga melakukan pengembangan teknik memisahkan logam tanah jarang untuk mendukung pelaksanaan Undang-undang Mineral dan Batubara (Minerba) Nomor 4 Tahun 2009 yang sudah melarang eksport konsentrat.

Seperti diketahui, dari proses pertambangan timah menghasilkan sisa yang disebut monacid yang menjadi ranah BATAN, karena mengandung uranium dan torium. PSTA bertugas memisahkan antara uranium dan torium dari tanah jarang itu.

Sampai sekarang, reaktor Triga Yogya belum mengalami peningkatan daya seperti reaktor Triga yang ada di Bandung. Namun pada 2003 fasilitasnya ditambahi dengan Mesin Berkas Elektron 350 keV, 10 mA, seperti yang ada di Kawasan Nuklir Pasar Jumat, Jakarta.

Tags teknologi saintek energi industri edukasi
Referensi: Dari Berbagai Sumber

Video tentang Reaktor Kartini, Reaktor Nuklir Penelitian BATAN di DI Yogyakarta




Semua Komentar
    Belum ada komentar
Tulis Komentar